Editor: Administrator
Kamis, 06 Oktober 2022  17:41 WIB. Dibaca 981 Kali   WhatsApp   Facebook


JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) memperpanjang masa berlaku paspor menjadi 10 tahun dari semula lima tahun.

Hal itu termuat dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 18 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 8 Tahun 2014 tentang Paspor Biasa dan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP).

"Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 September 2022," sebagaimana tertuang dalam peraturan a quo yang ditandatangani Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly pada 19 September 2022 tersebut.

Saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Subkoordinator Humas Ditjen Imigrasi Kemenkumham Achmad Nur Saleh membenarkan mengenai penerbitan beleid itu.

Di antara Pasal 2 dan Pasal 3 disisipkan satu Pasal yakni Pasal 2A sehingga berbunyi sebagai berikut:

"(1). Masa berlaku paspor biasa paling lama 10 tahun sejak diterbitkan," dikutip dari Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 18 Tahun 2022, Kamis (29/9).

Paspor biasa dengan masa berlaku paling lama 10 tahun hanya diberikan kepada WNI yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah. Masa berlaku paspor biasa yang diterbitkan bagi anak berkewarganegaraan ganda tidak boleh melebihi batas usia anak tersebut untuk menyatakan memilih kewarganegaraannya.

"Batas usia anak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," bunyi Pasal 2A ayat 4.

Bagi WNI yang berdomisili atau berada di wilayah Indonesia, permohonan paspor biasa diajukan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan dokumen kelengkapan persyaratan. Terdiri dari:

 

a. Kartu tanda penduduk yang masih berlaku;

b. Kartu keluarga;

c. Akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah, ijazah, atau surat baptis;

d. Surat pewarganegaraan Indonesia bagi orang asing yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan atau penyampaian pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah mengganti nama; dan

f. Paspor biasa lama bagi yang telah memiliki paspor biasa.

 

Sedangkan bagi anak berkewarganegaraan ganda harus melampirkan:

 

a. Kartu tanda penduduk elektronik ayah atau ibu WNI;

b. Kartu keluarga;

c. Akta perkawinan atau buku nikah orang tua;

d. Akta kelahiran;

e. Izin tinggal keimigrasian ayah atau ibu orang asing;

f. Fotokopi paspor biasa ayah atau ibu;

g. Bukti Affidavit bagi yang telah memiliki paspor kebangsaan atau bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda; dan

h. Surat pernyataan kedua orang tua yang menyatakan bertanggung jawab terhadap penggunaan dokumen perjalanan RI tersebut.

Sumber : cnnindonesia.com






Semua Berita

Berita Lainnya

Rotasi dan Mutasi Pejabat di Pemko Dumai, BKPSDM: Tunggu Rekomendasi Resmi BKN dan Izin Kemendagri

DISKOMINFOTIKSAN DUMAI – Kabar rencana rotasi dan mutasi pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Dumai yang kini berseliweran menjadi...

Milad ke-14 LAZ Madani Human Care, Fokus pada Peningkatan Pelayanan Masyarakat dan Solidaritas untuk Palestina

DISKOMINFOTIKSAN DUMAI - Lembaga Amil Zakat Madani Human Care (LAZ MHC) merayakan Milad ke 14 Tahun bertempat di Aula Masjid Muslimin Islamic Center...

Musrenbang RKPD 2026: Wakil Wali Kota Berharap Prioritas Peningkatan Infrastruktur di Kota Dumai

DUMAI, DISKOMINFOTIKSAN - Wakil Wali Kota Dumai Sugiyarto menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah...