DUMAI – Wali Kota Dumai, Paisal berharap agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai lebih pro aktif dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir di Kota Dumai.
“Perlu adanya penanganan khusus terhadap masalah banjir ini dari. Jangan sampai terulang lagi apa yang terjadi pada bulan Oktober tahun 2021 lalu. Bencana banjir melanda di Kota Dumai di 6 kelurahan. Yang paling parah terjadi di Kelurahan Bumi Ayu yang yang mengakibatkan warga harus mengungsi,” ucap Paisal saat ditanyai tim Peliput Kominfo Dumai, pada hari Jumat (14/4/2023).
Adapun 6 lokasi kelurahan yang terdampak banjir, yaitu Kelurahan Rimba Sekampung, Bintan, Bukit Datuk, Bumi Ayu, Ratu Sima, dan Simpang Tetap Darul Ihsan.
Paisal menjelaskan dampak dari banjir rob ini sudah sangat meresahkan warga dan mengganggu aktivitas masyarakat. Belum lagi pasang rob ini diberengi dengan hujan, air sungai meluap ke daerah pemukiman masyarakat dan jalan-jalan utama di Kota Dumai.
Lebih lanjut orang nomor satu Dumai menerangkan bahwa Dumai secara geografis dan topologis memiliki potensi bencana yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Dengan perubahan iklim yang terjadi, apabila musim hujan dengan curah hujan tinggi berpotensi mengakibatkan banjir, dan jika musim kemarau dan kekeringan, berpotensi terjadi bencana kabut akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kondisi wilayah Dumai bisa dikatakan rawan, karena 60 persen Dumai ini adalah lahan gambut. Hal ini mengakibatkan Dumai rentan terhadap karhutla dan ini perlu perhatian serius oleh seluruh pemangku kepentingan,” tuturnya.
Selain karhutla, masalah banjir hingga saat ini masih menjadi persoalan utama di kawasan pinggir Dumai. Ketika pasang laut naik dan curah hujan tinggi, kondisi pinggiran kota dan sebagian jalanan di tengah kota bisa dibilang sangat memprihatinkan.
“Hasil identifikasi tim di lapangan banjir Rob dan banjir yang disebabkan hujan dengan instensitas tinggi tinggi, serta belum adanya sistem pengaturan air disepanjang sungai atau turap turap yang di bangun sepanjang sungai dari hulu sampai kehilir,” ungkap Paisal.
Informasi lebih lanjut, Paisal menatakankan, intensitas air pasang ROB yang tinggi juga menyebabkan abrasi di sepanjang bibir pantai di Kota Dumai. Salah satu wilayah yang terdampak abrasi terdapat di Kecamatan Medang Kampai, tepatnya di Kelurahan Mundam dengan terdapatnya jembatan yang roboh akibat air pasang dan penyangga tebing pantai yang rusak.
“Untuk penanganan banjir, kami selaku Pemerintah Kota Dumai telah melaukan beberapa hal dalam mengantisipasi pencegahan naiknya air laut ke darat, seperti pembuatan pintu air di sekitar aliran yang mengalir ke permukiman warga, normalisasi sungai perbaikan parit-parit dan jalan,” sebutnya.
Sementara, untuk mengatasi abrasi Pemerintah Kota Dumai pun telah membangun turab dibeberapa titik, namun saat ini kondisi turab sudah mulai rusak sehingga belum bisa menjadi solusi dalam penanggulangan banjir.
“Oleh karena itu, kami mengaharapkan kerjasama dari semua pihak dalam mengatisipasi banjir yang terjadi di Kota Dumai dengan menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan mendukung program kegiatan pemerintah dalam menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir ini,” pungkasnya.