DISKOMINFOTIKSAN DUMAI - Kota Dumai, daerah yang berada di pesisir timur Sumatera ini terkenal sebagai kota pelabuhan dan industri. Namun ternyata, Dumai masih memiliki area persawahan seluas 233 hektar (ha) yang tersebar di wilayah Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Sungai Sembilan.
Uniknya, di Kecamatan Sungai Sembilan tepatnya di Kelurahan Tanjung Penyembal, ada lahan seluas 4 hektar (ha) yang dikelola oleh pemuda Kota Dumai dengan komoditi hortikutura.
Potensi ini dimanfaatkan Wiyono (27), putra asli Kota Dumai yang juga merupakan salah satu dari 67 Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) Kementerian Pertanian (Kementan) RI angkatan pertama pada Tahun 2020.
Ia bersama 8 orang anggotanya memutuskan untuk mengelola lahan tersebut dan menjadi petani milenial dengan fokus pada komoditas hortikultura seperti cabe merah, cabe rawit, bawang merah, kacang panjang, jagung, sawi caisim, pakcoy, bayam dan kangkung. Hampir semua jenis tanaman hortikultura ditanam berotasi sesuai musim.
Saat ditanyai Tim Peliput Kominfo Dumai via Whatsapp, pria yang kerap disapa Mas Wi ini menjelaskan proses serta tahapan yang dilaluinya sehingga menorehkan prestasi menjadi Duta Petani Milenial.
"Saya dikukuhkan jadi Duta Petani Milenial Kementan RI pada tahun 2020 bang. Langsung ditunjuk untuk menjadi Koordinator Wilayah (Korwil) Provinsi Riau dan menjadi salah satu dari 67 Duta Petani Milenial pertama di Indonesia," ungkapnya, Rabu (13/11/2024).
Diterangkannya bahwa ia dikukuhkan menjadi Duta Petani Milenial karena berhasil menjuarai ajang Petani Berprestasi dan Agripreneur Muda Tingkat Provinsi Riau.
"Alhamdulillah berkat prestasi tersebut, profil kami sampai ke Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi kemudian diteruskan ke Kementan RI," ujarnya.
Lebih lanjut, Mas Wi menyampaikan kreteria lainnya yang menjadi persyaratan untuk lolos verifikasi menjadi Duta Petani Milenial pada masa itu diantaranya, sudah berusaha tani minimal 2 tahun, memiliki omzet minimal 10 juta/perbulan, mampu meregenerasi petani di wilayah, dan sudah melakukan kemitraan.
Berbagai program inovasi sektor pertanian juga telah ia buat dan berjalan dengan baik untuk wilayah Riau khususnya Kota Dumai saat ini, yang pertama yaitu program regenerasi petani milenial.
"Kami telah mendirikan pusat pelatihan pertanian & pedesaan swadaya sebagai wadah untuk para petani mendapatkan informasi mengenai perkembangan teknologi di bidang pertanian dan telah melaksanakan program Dunia Industri dan Dunia Kerja (IDUKA) di SMK Pertanian," jelasnya.
Mas Wi juga telah mengembangkan teknologi pertanian berbasis Internet of Things (IoT)
"IoT sendiri adalah konsep yang memungkinkan perangkat untuk saling terhubung dan berkomunikasi melalui internet, sehingga dapat bekerja tanpa bantuan manusia. Dengan berbasis IoT, kegiatan pertanian dapat dioprasikan menggunakan aplikasi yang ada di gawai," tuturnya.
Ketika ditanya mengapa memutuskan menjadi petani, Mas Wi mengatakan bahwa bertani awalnya adalah hobi. Semakin ke sini, ia memahami bahwa sektor pertanian memiliki peluang yang sangat tinggi, baik peluang bisnis maupun peluang untuk bertemu dengan para petani, pengusaha sukses lainnya.
"Sayang bang kalau anak muda kita tidak tertarik menjadi petani, padahal Kota Dumai ni sangat potensial untuk sektor petanian. Omzet pertahun kami saja berada di angka 250 sampai 500 juta rupiah sesuai kondisi tanaman karena tidak selalu sesuai harapan. Banyak faktor yang mempengaruhi termasuk harga, hama, dan lain-lain. Kadang juga bisa di atas 500 juta kalau lagi beruntung," bebernya.
Mas Wi optimis usahanya bisa terus berkembang didukung Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Dumai dan pihak terkait lainnya, sehingga berbagai program yang ia jalankan jadi lebih maksimal.
Sebagai milenial, ia pun memanfaatkan kanal media sosial Instagram @wiyono_11, Facebook Wiyono II dan Youtube Petani Milenial Riau sebagai sarana pemasaran serta sebagai sarana edukasi.
Terakhir, Mas Wi mengajak kepada generasi milenial dan gen z jangan malu untuk bertani dan jadi pengusaha di sektor pertanian karna saat ini usaha di sektor pertanian sangat menjanjikan.
"Selagi manusia membutuhkan makan, maka sektor pertanian akan terus berjalan.
Di tengah sulitnya lapangan pekerjaan saat ini, kami mengajak generasi muda Kota Dumai mulailah untuk bertani. Jangan malu ataupun gengsi karena dengan kemajuan teknologi saat ini pertanian dapat dilakukan dimana saja," pungkasnya.