Editor: Administrator
Selasa, 31 Mei 2022  15:30 WIB. Dibaca 516 Kali   WhatsApp   Facebook


MANDALIKA - Pemerintah Kota (Pemko) Dumai menerima penghargaan berupa Sertifikat Bebas Frambusia pada saat peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS), bertempat di Mandalika Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (31/5/2022).

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS dan diterima oleh Wali Kota Dumai H. Paisal, SKM, MARS didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai dr. Syaiful, MKM.

Pemberian penghargaan berdasar hasil assesmen yang dilakukakan oleh Kementerian Kesehatan RI selama 3 tahun berturut-turut di seluruh Indonesia.

Dari hasil asesmen itulah, Kota Dumai yang merupakan satu-satunya daerah di Provinsi Riau bersama 47 kabupaten atau kota lainnya se Indonesia, dinyatakan bebas frambusia.

Wali Kota Dumai, H. Paisal pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih khususnya kepada Dinas Kesehatan Kota Dumai dan semua pihak yang telah berperan aktif melakukan upaya preventif terhadap kasus frambusia di Kota Dumai.

"Penanganan kasus penyakit menular seperti ini memang butuh peran kita semua. Karenanya, kami juga terus membangun sinergi dengan pihak terkait untuk memastikan masyarakat paham dan peduli akan perilaku hidup bersih dan sehat," ungkap H. Paisal.

Ia menambahkan bahwa pola hidup masyarakat sudah cukup baik. Selalu menjaga kebersihan badan dan lingkungan serta saling mengingatkan didukung dengan program Khidmat Kesehatan dan Khidmat Kebersihan. 

"Hal itu penting agar keberhasilan membebaskan masyarakat dari penyakit frambusia bisa terus terjaga," imbuh orang nomor 1 di Dumai.

Disisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, dr. Syaiful menjelaskan bahwa Penyakit Frambusia yang juga disebut Patek atau Bubo adalah penyakit kulit menular menahun yang kambuhan dan mudah menular. Penyebabnya adalah Kuman Treponema Pertenue. Penyakit ini biasanya banyak menyerang anak-anak usia kurang dari 15 tahun. 

"Gejala awal berupa benjolan dikulit (papula) yang tidak sakit dan berbentuk seperti buah arbei dengan permukaan basah tanpa nanah. Jika tidak ditangani, luka akan menyebar. Frambusia akhirnya dapat menyebabkan kerusakan dan cacat," jelas dr. Syaiful.

Ia juga mengungkapkan berbagai upaya telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Di antaranya, melakukan sosialisasi, surveilans atau pemantauan rutin penyakit frambusia, deteksi dini frambusia, hingga peningkatan kemampuan dan pengetahuan kader serta petugas kesehatan. 

Tak hanya itu, kecukupan sarana dan prasarana serta obat-obatan terkait frambusia juga terus dipenuhi dan Petugas secara aktif melakukan pendekatan kepada masyarakat agar tidak ada stigma negatif kepada penderita frambusia.

“Masyarakat terus kita edukasi terkait frambusia ini oleh tim Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Kota Dumai tentang bagaimana cara mencegahnya dan harus bagaimana jika mendapati gejala-gejalanya,” pungkasnya.

Turut hadir Kepala Bidang P2P Dinkes Kota Dumai Suriani, SKM, M.Si Subkoordinator Seksi Pencengahan Pengendalian Penyalit Menular (P3M) Santi Zen, SKM.






Semua Berita

Berita Lainnya

Segera Dibangun, Markas Kopassus Akan Hadir di Kota Dumai

DUMAI, DISKOMINFOTIKSAN – Kamis, 19 Juni 2025 — Kota Dumai akan menjadi salah satu kota strategis di Indonesia yang akan menjadi lokasi...

Kejurkot Tenis Dumai 2025 Resmi Dimulai, Wakil Wali Kota Tekankan Pentingnya Pembinaan Atlet

DUMAI, DISKOMINFOTIKSAN - Wakil Wali Kota Dumai Sugiyarto menghadiri sekaligus membuka Kejuaraan Kota (Kejurkot) Dumai Tahun 2025 Cabang Tenis yang...

Tunjukan Trend Positif, Inovasi PMT Dumai Kota Jadi Harapan Percepatan Penurunan Stunting

DUMAI, DISKOMINFOTIKSAN - Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan Inovasi “Gemar Ceting Perjaka di Pustu” di Kecamatan Dumai...